Demi Apa?

Presiden AS Barrack Obama dapat punya anggapan bahwa pelanggaran terhadap kesepakatan Minsk
akan menjadi “Pucuk dicita-Ulam tiba”. Sebabnya, dia tak punya banyak waktu, untuk mengambil keputusan
apakah ada harganya untuk mengirim bantuan perang ke Kiev, yang bakal merubah konflik
regional, menjadi adu kekuatan perang secara global.

Obama berada dalam keadaan kesulitan. Dia pernah berkutat dalam konflik
internasional, khususnya di Libya dan Syria, namun konflik dengan negara
adi-daya ber-kekuatan nuklir, seperti Rusia itu adalah hal yang berbeda.
Obama belum pernah menghadapi lawan yang sebegitu berkeyakinan tinggi dan sebegitu pandai, sebagaimana yang ditujukan oleh
presiden Rusia Vladimir Putin.

Kecuali itu, sang pemimpin pemerintah Rusia itu
punya pengalaman banyak dalam politik luar negeri, yang tidak disamai oleh
pemimpin Amerika ini, demikian bunyi artikel majalah ini. Pula

Putin telah melakukan langkah yang tak bisa dimengerti
nya Masalah adalah dalam luar untuk dan sangat berhati hati tak mengambil langkah

Disisi satu, dalam tahap terkini
sekarang, presiden A.S. ini tak bisa mengeluarkan pernyataan, bahwa Ukraina
bukanlah zona perhatian strategis
Amerika, sedang disisi lain – dia tak mau mengambil jalan yang membawa
negaranya saling berhadapan dalam konflik pertempuran.

Mempersenjatakan Kiev, kemungkinan besar akan
dinilai Rusia sebagai penyerbuan terbuka tentara Amerika ke Ukraina, dan hal
demikian akan menyulut Rusia untuk mengirim pasukan perang kesana juga.

Dengan demikian, maka Moskow dan Washington bisa
terlibat pertempuran, yang bahkan waktu masa perang dingin dimasa dahulu, hal begitu itu dapat dihindari, demikian tulis penerbit ini.

Para ahli politik dan expert yang berkompetent dalam geopolitik sangat gemas, bahwa Barrack Obama
sampai kini tak melihat jelas, apa yang perlu dilakukan dalam kasus
Ukraina. Sementara, semakin tampak,
bahwa Presiden Amerika ini “underestimate“ kekuatan Moskow.



Baca Juga
informasi